Rasulullah saw. mencela orang yang mengkhianati amanah. Demikian tercelanya hingga mengkhianati amanah merupakan salah satu ciri orang munafik.
Kategori: TafsirAlQuran
[Tafsir Al-Qur’an] Azab di Dunia bagi Orang Kafir (Tafsir QS Al-Mursalat [77]: 16—19) (Bagian 2/2)
Ketika Dia berkehendak untuk menimpakan azab atas suatu kaum, tidak seorang pun bisa mencegah dan menghalanginya.
[Tafsir Al-Qur’an] Azab di Dunia bagi Orang Kafir (Tafsir QS Al-Mursalat [77]: 16—19)
Ini merupakan ancaman yang jelas dan benar. Demi Allah, sungguh Dia telah membinasakan para pendosa dan tidak ada seorang pun dari mereka yang selamat.#TafsirAlQuran
[Tafsir Al-Qur’an] Jalan Lurus (Tafsir Surah Al-Fatihah: 6—7) (Bagian 2/2)
Siapa saja yang mengikuti petunjuk-Nya, ia tidak akan tersesat dan tidak akan celaka. Sebaliknya, siapa pun yang berpaling dari petunjuk dan peringatan-Nya, baginya kecelakaan di dunia dan akhirat.
[Tafsir Al-Qur’an] Jalan Lurus (Tafsir Surah Al-Fatihah: 6—7) (Bagian 1/2)
“Siapa saja yang mengikuti Islam, Al-Qur’an, atau Nabi saw. maka sungguh ia telah mengikuti kebenaran.”
[Tafsir Al-Qur’an] Ramadan, Al-Qur’an, dan Puasa (Tafsir QS Al-Baqarah [2]: 185)
Ayat ini menegaskan agar kita termasuk orang yang menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk, menjalankan puasa Ramadan dengan sempurna, mengagungkan Allah Swt., dan mensyukuri semua nikmat-Nya.
[Tafsir Al-Qur’an] Perbedaan Sikap antara Mukmin dan Kafir (Tafsir QS Al-Fath [48]: 26)
Kaum kafir itu hati mereka telah dicengkeram kesombongan dan kebanggaan jahiliah. Mereka menghalangi manusia dari jalan Allah Taala dan beribadah kepada Dia. Sikap itu jelas berkebalikan dengan sikap Rasulullah saw. dan kaum mukmin. Mereka mengimani dan menerima semua kebenaran yang berasal dari Allah Taala.
[Tafsir Al-Qur’an] Seputar Puasa, Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Baqarah Ayat 183—184
Allah menyerukan kepada orang-orang yang beriman dari umat ini dan memerintahkan mereka untuk berpuasa. Puasa berarti menahan diri dari makan, minum, dan bersetubuh, dengan niat yang tulus karena Allah karena puasa mengandung penyucian, pembersihan, dan penjernihan diri dari kebiasaan-kebiasaan yang jelek dan akhlak tercela.
[Tafsir Al-Qur’an] Hakikat Perubahan (Bagian 2/2)
Kandungan ayat tersebut adalah sesungguhnya Allah Swt. tidak akan mengubah apapun yang ada didalam diri seseorang atau suatu masyarakat hingga mereka mengubah apa yang semestinya diubah, yaitu mafâhîm-nya.
[Tafsir Al-Qur’an] Hakikat Perubahan (Bagian 1/2)
Untuk mengubah suatu keadaan harus dilakukan perubahan mafâhim.
[Tafsir Al-Qur’an] Ragam Wajah Manusia di Akhirat (Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Qiyamah [75]: 20—25) (Bagian 2/2)
Ayat yang dibahas ini memberitakan bahwa kaum yang berwajah muram itu yakin akan ditimpa malapetaka yang amat dahsyat. Semoga kita termasuk orang-orang yang dikarunia berwajah indah, cerah, berseri-seri, bercahaya, dan riang gembira. Bukan sebaliknya, yang musam, murung, lusuh, dan menghitam.
[Tafsir Al-Qur’an] Ragam Wajah Manusia di Akhirat (Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Qiyamah [75]: 20—25) (Bagian 1/2)
Pada hari kiamat ada wajah-wajah yang indah, elok, berseri-seri, bercahaya, dan riang gembira. Para pemilik wajah tersebut adalah kaum yang bertakwa. Wajah yang indah, berseri-seri, dan bercahaya itu karena roh pemiliknya ketika di dunia disinari dengan cahaya iman dan amal saleh.