[Tarikh Khulafa] Keberhasilan Sultan Muhammad I Mengembalikan Daulah Ustmaniyah dari Keterpurukan

[Tarikh Khulafa] Keberhasilan Sultan Muhammad I Mengembalikan Daulah Ustmaniyah dari Keterpurukan

Penulis: Nabila Ummu Anas

Muslimah News, TARIKH KHULAFA — Sultan Muhammad I lahir pada tahun 781 H. Dia menjabat sebagai kepala negara setelah kematian bapaknya, Bayazid. Di dalam sejarah dia dikenal dengan nama Muhammad Jalabi.

Pada saat memerintah, ia turut serta dalam 24 peperangan dan mengalami 40 luka di tubuhnya. Sultan Muhammad Jalabi berhasil meredam perang saudara yang menimpa Daulah Utsmaniyah. Ia memiliki semangat yang tinggi, kecerdasan, wawasan yang luas, dan mampu mendominasi saudaranya satu per satu. Dia mampu memegang urusan ini secara mandiri dan akhirnya dia memimpin sebagai sultan.

Dianggap Sebagai Pendiri Daulah Utsmaniyah yang Kedua

Dia menghabiskan masa pemerintahannya yang berlangsung selama delapan tahun untuk membangun kembali Daulah Utsmaniyah yang hampir runtuh dan memperkukuh pilar-pilarnya.

Beberapa ahli sejarah menganggapnya sebagai pendiri Daulah Utsmaniyah yang kedua. Hal ini karena sebelumnya pasukan Tartar di bawah kepemimpinan Timur Lenk berhasil mengalahkan pasukan Sultan Bayazid I dan membuat wilayah Daulah Utsmaniyah tercerai berai.

Satu tahun Timur Lenk bersama pasukannya menguasai wilayah Daulah Utsmaniyah, kemudian mereka pergi meninggalkan negeri itu dalam keadaan terpuruk, terjadi perang saudara, dan penuh kekacauan di dalam negeri.

Setelah memegang kendali pemerintahan, Sultan Muhammad I berhasil mengembalikan wilayah-wilayah yang lepas dari kekuasaan Daulah Utsmaniyah. Dengan segenap kemampuan yang ada, Sultan Muhammad I berhasil menyatukan kembali kekuatan Daulah Utsmaniyah yang tersisa hingga menjadi dinamis dan akhirnya daulah ini terlahir kembali.

Tidak butuh waktu lama pascatragedi Ankara yang memilukan, di bawah kepemimpinan Sultan Muhammad I, Daulah Utsmaniyah kembali bangkit dari puing-puing reruntuhannya. Air kehidupan dan syariat kembali mengalir dalam urat nadi Daulah Utsmaniyah.

Strategi Sultan Muhammad I

Di antara yang sangat berkesan dari Sultan Muhammad I adalah ia mampu menggabungkan antara tekad yang kuat dengan kesabaran dalam memperlakukan orang-orang yang mampu ditundukkannya di antara orang-orang yang memberontak terhadap pemerintahannya.

Ketika dia dapat mengalahkan pemimpin wilayah Kerman yang sebelumnya telah memerdekakan diri, maka dia mengampuninya setelah mengambil sumpahnya dengan Al-Qur’an bahwa ia tidak akan melakukan pengkhianatan kembali pada Daulah Utsmaniyah. Kemudian Sultan Muhammad I kembali mengampuninya tatkala ia mengingkari janji untuk kedua kalinya.

Kebijakan ini bertujuan untuk membangun kembali Daulah Utsmaniyah dan konsolidasi internal. Dia juga berhasil menumpas pemberontakan-pemberontakan yang datang dari wilayah Asia dan Eropa. Sultan Muhammad I juga berhasil menaklukkan beberapa pemerintahan di Asia yang sebelumnya telah dibangkitkan oleh Timur Lenk. Negeri-negeri itu pun tunduk dan loyal di bawah pemerintahan Daulah Utsmaniyah.

Pemimpin yang Dicintai Rakyat

Sultan Muhammad I mencintai syair, sastra, dan seni. Dia adalah sultan dari Daulah Utsmaniyah yang pertama kali mengirimkan hadiah tahunan kepada pemimpin Makkah. Hadiah tahunan ini dikenal dengan istilah shurrah, yaitu sejumlah uang yang dikirimkan kepada seorang amir untuk dibagi-bagikan kepada orang-orang fakir yang tinggal di Kota Makkah dan Madinah.

Rakyat Daulah Utsmaniyyah sangat mencintai Sultan Muhammad I dan mereka memberikan gelar pahlawan kepadanya. Gelar itu diberikan karena aktivitasnya yang sangat banyak dan keberaniannya serta pekerjaan-pekerjaannya yang mulia.

Kecerdasannya dalam memimpin menjadikan wilayah kekuasaan Daulah Utsmaniyah dilingkupi ketenteraman dan rasa aman. Selain itu, wataknya yang baik, perilakunya lembut, kewibawaannya, dan kecintaannya kepada keadilan dan kebenaran menjadikan rakyat mencintainya. Rasa cinta dan kagum inilah yang membuat mereka memberinya gelar Jalabi, sebuah gelar untuk pemuliaan dan penghormatan yang di dalamnya terkandung makna kewibawaan dan kesatria.

Rasulullah saw. pernah bersabda, “Sebaik-baik pemimpin kalian adalah orang-orang yang kalian cintai dan mencintai kalian, kalian mendoakan mereka dan mereka pun mendoakan kalian. Dan seburuk-buruk pemimpin kalian adalah orang-orang yang kalian benci dan membenci kalian, kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian.” (HR Imam Muslim).

Sultan Muhammad Jalabi dianggap sebagai Sultan Daulah Ustmaniyah yang mulia. Para sejarawan Timur dan Yunani mengakui sifat kemanusiaannya yang tinggi. Para tokoh sejarah Turki Utsmani menganggapnya laksana nakhoda yang cerdas sehingga mampu mengendalikan kapal Daulah Utsmaniyyah di tengah berbagai ancaman badai besar berupa serangan pasukan Timur Lenk dan konflik internal serta berbagai fitnah agama. [MNews/Rgl]

Sumber: Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi, Sejarah Daulah Utsmaniyah, Faktor-Faktor Kebangkitan dan Sebab-Sebab Keruntuhannya, Ummul Qura

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *