[Tarikh Khulafa] Kejeniusan Perang Sultan Muhammad al-Fatih

[Tarikh Khulafa] Kejeniusan Perang Sultan Muhammad al-Fatih

Penulis: Nabila Ummu Anas

Muslimah News, TARIKH KHULAFA — Sultan Muhammad al-Fatih berpikir keras bagaimana agar angkatan lautnya dapat memasuki Selat Tanduk Emas. Sebagaimana diketahui, Kota Konstantinopel dikelilingi oleh perairan dari tiga sisi, yaitu Selat Bosporus, Laut Marmara, dan Selat Tanduk Emas. Sedangkan jalan terdekat untuk menaklukkan Konstantinopel adalah harus melalui Selat Tanduk Emas yang dibentengi dengan rantai raksasa yang mampu menghalangi masuknya kapal-kapal dari luar. Di samping itu ada dua baris tembok besar yang mengelilingi Kota Konstantinopel dari sisi daratan, mulai dari Pantai Laut Marmara sampai ke Selat Tanduk Emas.

Kejeniusan Perang

Akhirnya muncul pemikiran yang sangat cerdas dari Sultan Muhammad al-Fatih, yaitu memindahkan kapal-kapal perang dari pangkalannya di Besiktas ke Tanduk Emas. Ini dilakukan dengan menyeret kapal-kapal itu melalui jalan darat yang terletak di antara dua pelabuhan. Rute yang diambil menjauhi wilayah Galata karena khawatir akan mendapatkan serangan dari kapal-kapal pasukan Genoa. Jarak antara dua pelabuhan itu sekitar tiga mil. Jalur yang dilalui bukanlah tanah datar dan mudah, tetapi tanah yang terjal dan perbukitan yang belum dijamah.

Sultan Muhammad al-Fatih segera mengumpulkan komandan-komandan perangnya dan mengemukakan idenya. Dia menetapkan medan perang selanjutnya kepada mereka. Ide itu mendapatkan sambutan yang luar biasa dari para komandan pasukan dan mereka sangat kagum dengan ide brilian tersebut.

Mulailah Sultan Muhammad al-Fatih melaksanakan rencananya. Sultan memerintahkan untuk meratakan tanah yang akan dijadikan jalur pemindahan kapal-kapal perang Turki Utsmani. Setelah tanah-tanah diratakan, didatangkanlah papan-papan kayu yang telah dilumuri minyak dan lemak. Kemudian, papan-papan itu diletakkan di atas jalan yang telah diratakan agar perahu-perahu dapat diseret dengan mudah di atasnya. Bagian tersulit dari proyek itu adalah memindahkan kapal-kapal itu ke atas perbukitan yang tinggi.

Selanjutnya, berjalanlah kapal-kapal perang Turki Utsmani dari Selat Bosporus ke daratan dengan menggunakan papan-papan kayu yang telah dilumuri minyak dan lemak. Jarak penarikan kapal-kapal itu sejauh tiga mil hingga akhirnya sampailah kapal-kapal perang Turki Utsmani di lokasi yang aman di tanduk Emas. Pada malam itu, pasukan Turki Utsmani mampu menarik lebih dari tujuh puluh kapal dan dilabuhkan di Tanduk Emas. Proyek ini dijalankan pada saat musuh sedang lengah dan dilakukan dengan suatu cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya, bahkan tidak pernah terpikirkan oleh siapa pun selain Sultan Muhammad al-Fatih. Pemindahan kapal-kapal diawasi langsung oleh Sultan Muhammad al-Fatih dan dilakukan pada malam hari, jauh dari pandangan dan pengawasan musuh.

Menjatuhkan Mental Musuh

Pada masa itu, pemindahan kapal melalui jalur darat merupakan suatu pekerjaan yang sangat besar dan sulit. Namun, proyek ini dapat dikerjakan oleh pasukan Turki Utsmani di bawah kepemimpinan Sultan Muhammad al-Fatih. Hal ini memperlihatkan kecerdasan, kesungguhan, keseriusan, kecepatan berpikir, dan kesigapan pelaksanaan dari Sultan Muhammad al-Fatih dan pasukannya.

Orang-orang Romawi benar-benar sangat terkejut ketika mereka mengetahui kapal-kapal Turki Utsmani sudah berada di Tanduk Emas. Tidak ada seorang pun yang memercayai apa yang telah terjadi. Akan tetapi, kenyataan yang mereka saksikan membuat orang-orang Romawi tertunduk mengakui perencanaan luar biasa ini.

Pemandangan kapal-kapal dengan layarnya yang menjulang berjalan di tengah-tengah ladang layaknya berlayar di atas ombak lautan adalah pemandangan yang sangat menakjubkan dan sangat mengherankan. Keunggulan ini berkat karunia Allah Swt. dan semangat jihad Sultan Muhammad al-Fatih beserta pasukannya, serta banyaknya tangan-tangan para pekerja yang melaksanakan proyek besar itu dengan penuh semangat dan antusias.

Pemindahan kapal-kapal Turki Utsmani selesai dilakukan hanya dalam jangka waktu satu malam. Pada pagi harinya, penduduk Konstantinopel yang tidur nyenyak dibangunkan oleh suara takbir pasukan Turki Utsmani dan nasyid-nasyid keimanan yang menggema di Tanduk Emas.

Penduduk Konstantinopel dikejutkan oleh kapal-kapal Turki Utsmani yang sudah menguasai perairan Tanduk Emas. Keputusasaan melanda penduduk Konstantinopel. Di tengah-tengah mereka berkembang isu dan prediksi-prediksi tentang jatuhnya Konstantinopel di tangan Sultan Muhammad al-Fatih. Tersebar isu, “Konstantinopel akan jatuh ketika kamu menyaksikan kapal-kapal berlayar di atas tanah yang kering.” [NNews/Rgl]

Sumber: Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi, Sejarah Daulah Utsmaniyah, Faktor-Faktor Kebangkitan dan Sebab-Sebab Keruntuhannya, Ummul Qura

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *