[Kabar] Rencana Pemerintah Menggandeng Cina Menggarap Sawah, Direktur Pamong Institute: Perlu Diwaspadai!

[Kabar] Rencana Pemerintah Menggandeng Cina Menggarap Sawah, Direktur Pamong Institute: Perlu Diwaspadai!

Muslimah News, NASIONAL — Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa pemerintah akan menggandeng Cina untuk menggarap sawah di Kalimantan Tengah.

Kesepakatan itu merupakan salah satu hasil dari pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di ajang High Level Dialogue and Coorperation Mechanism (HDCM) RI-RRC di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Jumat (19-4-2024).

“Kita minta mereka (Cina) memberikan teknologi padi mereka karena mereka sudah sangat sukses menjadi swasembada dan mereka bersedia,” ujarnya.

Ia menambahkan, setidaknya terdapat lahan seluas satu juta hektare di Kabupaten Pulang Pisang, Kalimantan Tengah, yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan sawah dengan Cina secara bertahap. Luhut berharap alih teknologi dari Negeri Tirai Bambu tersebut bisa berhasil dengan baik.

Terkait rencana ini, Direktur Pamong Institute Drs. Wahyudi al-Maroky meminta masyarakat agar mewaspadainya.

“Saya pikir ini perlu diwaspadai oleh publik dan masyarakat kita, serta mempertanyakan kenapa harus dengan Cina untuk membuka sejuta hektare lahan,” tuturnya di acara dialog “Ternyata Ini Sebabnya Cina Mau Menanam Padi Sejuta Hektare di Indonesia” melalui kanal Bincang Bersama Sahabat Wahyu, Selasa (30-4-2024).

Ia menyampaikan beberapa alasan. “Pertama, soal alih teknologi. Kita khawatir justru Cina menjadikan negara kita sebagai market alat teknologi pertanian dari Cina,” jelasnya.

Kedua, sebutnya, ketika rakyat Indonesia dianggap belum mampu mengoperasikan alat-alat pertanian dari Cina, menjadi alasan bagi Cina untuk mendatangkan pekerja dari Cina sehingga tenaga kerja pertanian di Indonesia tergusur.

“Ketika Cina membawa alat-alat pertanian dari negaranya, itu khawatir dianggap sebagai utang sehingga negara kita makin terjerat utang,” paparnya.

Ada ITB dan IPB

Wahyudi menilai, kalau sekadar alih teknologi, ada ITB yang mampu merancang dan menciptakan teknologi pertanian. “Sementara untuk pengembangan pertanian, IPB bisa diminta membuat kajian serius yang fokus mengembangkan pertanian, lahan, varietas unggul, pupuk dan seterusnya,” tambahnya.

Ia menyesalkan, seharusnya negara fokus menyiapkan sarana produksi pertanian sehingga petani tinggal menggunakan.

“Di berbagai negara yang maju pertaniannya, peran sentral pemerintah sangat bagus dengan melindungi dan mengembangkan pertanian, bukan mengambil dari luar,” kritiknya.

Ia menduga, berdasarkan pengalaman kerja sama dengan Cina di bidang tambang, penguasaan lahan oleh Cina di bidang pertanian juga akan terjadi sebagaimana Cina menguasai lahan pertambangan.

“Saya khawatir bukan petani makin makmur, tetapi makin tergusur,” cetusnya.

Menurutnya, hampir di semua jalur ekonomi penting, pribumi tidak bisa mendominasi, bidang tambang rakyat tergusur, maka kalau sampai Cina masuk sektor pertanian, akan sangat berbahaya karena pertanian adalah lahan vital bagi rakyat.

Wahyudi menyesalkan, tidak ada niat baik dari pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dengan memberdayakan masyarakatnya sendiri, baik tenaga terampil maupun kampus-kampus.

“Ini yang perlu kita koreksi, kita ingatkan bahwa ada kewajiban pemerintah untuk tidak makin jauh memberikan ruang kepada negara asing dan aseng untuk bisa membangun dan menguasai akses-akses di bidang kehidupan masyarakat kita, terutama di bidang yang sangat mendasar, yaitu bidang pertanian,” terangnya.

Ia berharap pemerintah mempunyai kebijakan yang melindungi rakyat dan negeri ini dari keterjajahan dan menjaga aset-aset negeri.

“Kalau sektor pertanian ini akhirnya juga dikuasai oleh asing maupun aseng, selesai sudah. Berarti rakyat dan negeri ini betul-betul hanya menjadi babu dan pekerja kasar di negeri sendiri,” ucapnya miris. [MNews/IA]

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *