[Nafsiyah] Mendoakan Perjuangan Islam

[Nafsiyah] Mendoakan Perjuangan Islam

Muslimah News, NAFSIYAH — Apakah kita sebagai pejuang Islam senantiasa mendoakan perjuangan? Apakah sebaliknya, kita sering kali luput mendoakan perjuangan agar segera meraih pertolongan Allah dan mendapatkan kemenangan? Sebagai pengemban dakwah, kita tentu jemu terus mendengar berbagai berita yang menyayat hati. Mata kita pun lelah menyaksikan kezaliman dari musuh-musuh Islam.

Musuh-musuh Islam dengan bengisnya menindas, menjajah, dan merampas hak-hak umat Islam. Mereka merampas segalanya, sementara umat Islam tidak berdaya melawannya karena ketiadaan institusi Islam, yakni Khilafah.

Ini sebagaimana yang digambarkan Rasulullah saw. dalam hadis, “Tidak lama lagi berbagai bangsa akan ramai-ramai bersekongkol atas kalian, bak persekongkolan para pemakan yang ramai-ramai menuju kepada piring hidangannya. Maka seorang sahabat bertanya, ‘Apakah karena kami kala itu berjumlah sedikit?’ Beliau menjawab, ‘Bahkan kalian kala itu berjumlah banyak, tetapi kalian bak buih air bah. Sungguh Allah akan menyirnakan rasa takut dari dada musuh-musuh kalian. Ia akan mencampakkan Al Wahanu di jantung-jantung kalian.’ Maka salah seorang sahabat berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah Al Wahanu itu?’ Beliau menjawab, ‘Cinta terhadap dunia dan benci akan kematian.’” (HR Ahmad dan Abu Dawud).

Namun, para pejuang Islam tidak boleh merasa putus asa. Sesungguhnya, Allah Taala telah memberikan jaminan bahwa kemenangan dan kejayaaan pasti akan datang kepada mereka. Allah Taala berfirman, “Dan sungguh telah Kami tuliskan (tetapkan) di dalam Zabur sesudah (Kami tuliskan dalam Lauh Mahfuzh) bahwasanya bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh.” (QS Al-Anbiya: 105).

Mendoakan Perjuangan Islam

Abul ‘Aliyah (Rufai bin Mihraan) seorang ulama Bashrah menyatakan, surah An Nur ayat 55 diturunkan pada awal Rasulullah saw. dan para sahabatnya diperintahkan untuk berperang. Saat itu, beliau dan para sahabatnya senantiasa dalam keadaan khawatir akan serangan musuh. Oleh karenanya, mereka selalu menenteng senjata, sampai-sampai salah seorang sahabat berkata kepada beliau, “Akankah selama-lamanya kita berada dalam ketakutan semacam ini? Mungkinkah akan datang suatu masa yang sama sehingga kami pun meletakkan senjata?” Rasulullah saw. pun menjawab, “Tidaklah kalian bersabar melainkan hanya dalam waktu yang singkat, sampai akan datang suatu masa yang padanya salah seorang dari kamu akan duduk berongkang-ongkang di tengah keramaian manusia, sedangkan tidak sepotong besi pun (senjata) ada bersama mereka.” Kemudian Allah menurunkan surah An-Nur ayat 55. (Tafsir At Thabari, hlm. 159).

Dari sahabat Khabbab bin Arat ra. bahwa pada suatu hari beliau mendatangi Rasulullah saw. yang sedang berbaring di bawah naungan Ka’bah berbantalkan selimutnya. Kemudian, sahabat Khabbab berkata kepada beliau, “Tidakkah engkau memohonkan pertolongan untuk kami? Tidakkah engkau berdoa kepada Allah untuk kami?” Beliau menjawab, “Dahulu pada umat sebelum kalian ada orang yang ditimbun dalam tanah, lalu didatangkan gergaji dan diletakkan di atas kepalanya hingga terbelah menjadi dua. Siksaan itu tidaklah menjadikan ia berpaling dari agamanya. Ada juga yang disisir dengan sisir besi hingga terkelupas dagingnya dan tampaklah tulang atau ototnya. Akan tetapi, hal itu tidaklah menjadikan ia berpaling dari agamanya. Sungguh demi Allah, urusan ini akan menjadi sempurna, sehingga akan ada penunggang kendaraan dari Sanaa’ hingga ke Hadramaut, sedangkan ia tidaklah merasa takut kecuali kepada Allah atau serigala atas dombanya. Akan tetapi, kalian adalah orang-orang yang terburu-buru.” (HR Bukhari).

Dalam hadis di atas, Rasulullah saw. menggugah keimanan Khabbab kepada janji Allah Taala. Rasul juga mengingatkan Khabbab agar meninggalkan sikap terburu-buru dalam perjuangan di jalan Allah Taala.

Saudariku, mendoakan perjuangan Islam merupakan bagian dari bentuk keseriusan kita dalam berjuang. Namun, tidak serta-merta kita hanya berdoa, sementara minim upaya dalam perjuangan. Allah Swt. juga telah berjanji akan menolong para rasul dan orang-orang yang beriman.

“Sesungguhnya, Kami pasti menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari tegaknya para saksi (hari Kiamat).” (QS Ghofir: 50).

Janji Allah

Sesungguhnya janji Allah Swt. hanya dapat diraih dengan dua syarat. Pertama, iman. Kedua, amal saleh. Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Karena para sahabat, sepeninggal Nabi saw. adalah orang yang paling banyak menegakkan perintah-perintah Allah dan paling taat kepada Allah Taala, maka pertolongan yang mereka dapatkan sesuai dengan amalan mereka. Mereka menegakkan kalimat Allah di belahan bumi bagian Timur dan Barat, maka Allah benar-benar meneguhkan mereka sehingga berhasil menguasai umat manusia dan berbagai negeri. Dan tatkala umat Islam sepeninggal mereka melakukan kekurangan dalam sebagian syariat, maka kejayaan mereka berkurang selaras dengan amalan mereka.” (Tafsir Ibnu Katsir, hlm. 302).

Rasulullah saw. dan para sahabat tetap tegar meniti tahapan dakwah, tanpa kenal lelah. Beliau bersama para sahabat berjuang sekuat tenaga mewujudkan kedua persyaratan di atas. Kala para sahabat merasa jalan menuju kejayaan terlalu panjang, dengan tegar Rasulullah saw. kembali mengingatkan mereka terhadap dua syarat tersebut.

Allah Swt. berfirman, “Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka sabar. Mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (QS As Sajadah: 24).

Ibnu Qayyim mengatakan, “Pada ayat di atas, Allah Swt. mengabarkan bahwa Ia telah menjadikan mereka (pengikut Nabi Musa) sebagai pemimpin-pemimpin yang dijadikan panutan oleh generasi setelah mereka berkat kesabaran dan keyakinan mereka. Ini karena dengan kesabaran dan keyakinan, kepemimpinan dalam hal agama dapat dicapai. Seorang penyeru kepada jalan Allah Swt. tidaklah akan terealisasi cita-citanya, melainkan apabila ia benar-benar yakin akan kebenaran misi yang ia suarakan dan ia menguasai ilmu tentangnya. Ia juga bersabar menjalankan dakwah menuju jalan Allah, yaitu dengan tabah menahan beban dakwah dan menahan diri dari segala hal yang akan meluluhkan tekad dan cita-citanya. Barang siapa demikian ini halnya, maka ia termasuk para pemimpin yang telah mendapatkan petunjuk dari Allah Taala.” (I’ilamul Muwaqi’in, hlm. 135).

Sungguh, Allah Swt. akan senantiasa bersama dengan orang-orang mukmin, membantu, dan menolong mereka. Allah Swt. juga menjanjikan kepada mereka pembelaan-Nya. Masyaallah. Tetap teguhlah, duhai pengemban dakwah, dalam memperjuangkan Islam. Yakinlah, kemenangan makin dekat. Insyaallah. Wallahu muwafiq. [MNews/Rndy-YG]

Share

One thought on “[Nafsiyah] Mendoakan Perjuangan Islam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *